RESENSI: Berbagi Beragam Sudut Pandang, The Boys Bukan Superhero Picisan

 

The Boys, serial televisi garapan Amazon Prime yang sedang hangat diperbincangkan oleh netizen, mulai dari Instagram sampai Reddit. Pembahasannya sangat menarik karena mengungkap teori-teori yang tidak terduga sama sekali. Selain ramai diperbincangkan, The Boys mampu meraih rating yang baik pada musim satu dan duanya berdasarkan IMDB dan Rotten Tomatoes. Tidak heran The Boys cukup hype dalam dua tahun ini. 

Serial yang pertama kali dirilis tahun 2019 itu menceritakan tentang para superhero yang bekerja pada perusahaan Vought International sehingga kegiatan penyelamatan yang mereka lakukan hanya menjadi sebuah bisnis belaka. Adegan serial The Boys diawali dengan pacar Hughie yang terbunuh karena kelalaian A-Train, salah satu superhero, saat melancarkan aksi pahlawannya. Hughie sangat terpukul atas kejadian tersebut. Pihak A-Train dan Vought mencoba menutupi hal tersebut dari khalayak umum dan memberi uang tutup mulut kepada Hughie. Hughie yang putus asa serta kesal atas perlakuan mereka tiba-tiba bertemu dengan Billy Butcher. Billy berniat membantu Hughie untuk membalaskan dendamnya. Hughie dan Billy pun sepakat bekerja sama dan membentuk kelompok bernama ‘The Boys’ untuk menjatuhkan perusahaan Vought yang korup. Kelompok ‘The Boys’ tersebut terdiri dari Billy, Hughie, Frenchie, dan MM.

Beberapa orang mungkin berekspektasi bahwa The Boys akan menyerupai serial televisi atau film superhero kebanyakan seperti The Flash, Arrow, Avengers, dan Justice League. Namun, ekspektasi tersebut akan dipatahkan habis-habisan karena The Boys cenderung mencoba untuk mendekontruksi konsep-konsep superhero. Superhero memang selalu digambarkan sebagai orang yang beruntung karena mendapatkan kekuatan secara tiba-tiba dan orang yang selalu menolong siapapun tanpa pamrih. Namun, semua hal tersebut tidak terdapat dalam serial ini. Superhero dalam The Boys mempunyai sisi gelap yang jarang sekali bisa ditemui di cerita-cerita superhero populer lainnya.

Serial yang berdurasi 45-60 menit pada setiap episodenya ini, perlu ditonton oleh kalangan anak muda di tengah-tengah derasnya arus film superhero populer layaknya Avengers atau Justice League sebab The Boys mampu berbagi beragam sudut pandang dalam melihat suatu persoalan. Mulai dari intrik politik, peran agama, media, virtue signalling, sampai dengan kapitalisme. Dengan menonton The Boys, anak muda dapat belajar memahami berbagai sudut pandang dan berpikir kritis atas suatu permasalahan sehingga anak muda mempunyai landasan berpikir yang kritis dan rasional dalam menanggapi derasnya informasi yang dengan mudah berkembang pesat karena kemajuan media sosial.

Setelah kesuksesan musim pertama serial ini, Amazon Prime langsung menggarap musim keduanya yang baru saja dirilis pada September 2020. Musim kedua ini pun mampu meraih kesuksesan bahkan mengalami kenaikan rating dibandingkan musim pertama. Amazon Prime, tanpa berpikir ulang, langsung merencanakan produksi untuk musim ketiga. Pengumuman ini disampaikan pada Comic Con Agustus 2020. Sama seperti musim pertama dan kedua, musim ketiga kemungkinan akan berjumlah delapan episode. Selain itu, bakal ada banyak superhero baru dan tentu saja sekuat ‘The Boys’ yang akan kembali meramaikan serial televisi garapan Amazon Prime itu. 

Kontributor: Firmie

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.