menu melayang

Rabu, 20 Maret 2024

MENOLAK LUPA: SUPERSEMAR, INSTRUMEN KUNCI ADANYA PENGALIHAN KUASA


Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah - Ir. Soekarno, kata yang tepat untuk menggambarkan bangsa Indonesia saat ini untuk senantiasa mengingat sejarah yang telah lalu.

    Indonesia telah berdiri selama puluhan tahun. Dalam rentang waktu tersebut, negara kita telah memiliki beragam catatan sejarah, baik itu yang terang maupun yang kelam. Pada hari ini, lebih dari setengah abad yang lalu, satu momen penting terjadi. Masa kepemimpinan Ir. Soekarno berakhir, digantikan oleh Menteri Panglima Angkatan Darat saat itu, Letjen Soeharto. Proses transisi ini ditandai dengan terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret atau yang biasa disingkat dengan Supersemar. Lantas, apakah Supersemar itu?


    Supersemar adalah sebuah dokumen yang ditandatangani oleh Ir. Soekarno yang isinya memberikan wewenang kepada Soeharto untuk mengambil tindakan yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas Indonesia kala itu. Akibatnya, Supersemar kemudian dilihat sebagai instrumen kunci pengalihan kekuasaan eksekutif dari Soekarno ke Soeharto.


    Munculnya Supersemar tidak lepas dari efek kasus G30S PKI. Meskipun peristiwa kelam tersebut berhasil ditumpas, situasi politik dan pemerintahan Indonesia masih belum stabil. Kepercayaan rakyat kepada pemimpin yang berkuasa saat itu berkurang, ditambah dengan kondisi inflasi yang luar biasa menimbulkan keresahan di antara masyarakat. Puncaknya, pada 10 Januari 1966, terjadi demonstrasi besar- besaran yang dilakukan berbagai elemen. Mulai dari mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat. Para demonstran menyuarakan Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat yang meliputi: pembubaran PKI, mereformasi kabinet Dwikora, dan meminta penurunan harga kebutuhan pangan.


    Untuk menanggapi aksi tersebut, diterbitkanlah Supersemar pada tanggal 11 Maret 1966. Surat ini menjadi bukti konkret peralihan masa pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru. Menanggapi surat tersebut, Soeharto langsung mengambil alih pemerintahan dan melakukan beberapa aksi nyata seperti membubarkan PKI, mengontrol media massa, dan membersihkan kabinet dari unsur PKI.


    Saat ini, versi Supersemar yang ada merupakan versi yang dirilis oleh Markas Besar TNI Angkatan Darat. Keberadaan naskah asli Supersemar yang diinstruksikan Soekarno di Istana Bogor masih ditelusuri. Saat ini, Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyimpan tiga versi naskah Supersemar yang didapat dari tiga sumber, yaitu dari Sekretariat Negara, dari Pusat Penerangan (Puspen) TNI dan dari seorang Kyai di Jawa Timur. Mengutip dari kompastv, berdasarkan uji forensik di laboratorium Polri tahun 2012 lalu, ketiganya dipastikan bukan merupakan naskah asli karena ditemukan kejanggalan pada lambang negara yang tidak menggunakan kapas dan bintang. Oleh karena itu, ANRI telah menetapkan Supersemar ke dalam daftar pencarian arsip (DAP).


    Polemik Supersemar ini membawa dampak yang cukup signifikan bagi Indonesia saat itu, yakni berakhirnya hubungan antara Jakarta dengan Beijing yang telah dibentuk saat pemerintahan Ir. Soekarno. Selain itu, dilakukan juga pencabutan hak dipilih dan memilih bagi PKI dan Underbownya. Hal ini dilakukan untuk mewaspadai adanya kemungkinan pengkhianatan di masa yang akan datang dalam bentuk gerilya politik dan ekonomi.


    Sebagai generasi muda, kita harus sadar akan sejarah dan menolak lupa atas peristiwa-peristiwa yang menyangkut bangsa Indonesia. Dengan memahami alur sejarah, kedepannya kita dapat menentukan langkah yang tepat bagi kemajuan bangsa. Walaupun Supersemar menyimpan banyak misteri yang perlu dipecahkan, setidaknya kita menilik dari sisi positifnya yang membawa kestabilan politik dan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Dengan memperingati hari yang bersejarah ini, mari bersama-sama kobarkan semangat persatuan dan kesatuan untuk Indonesia maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top

Cari Artikel