Tidak seperti biasa kita
temukan di gemerlap industri musik yang identik dengan pesona public figure
tidak terlepas dari sorotan kamera, di sisi lain Jepang menghadirkan fenomena
kontras namun memikat seolah menghipnotis para penikmat musik. Beberapa musisi
Jepang memilih untuk tidak memperlihatkan wajah mereka kepada publik, baik itu
pada Music Video (MV), konser/Show, maupun media sosial seolah kehadiran mereka
terbungkus oleh misteri. Menarik, bukan?
![]() |
Gambar 1: Yorushika, Nakitai Watashi wa Neko wo Kaburu |
Bukan Rupa, Tapi Berfokus
pada Karya
![]() |
Gambar 2: Eve, kaikaikitan, jujutsu kaisen |
Sebut saja beberapa musisi Jepang seperti Ado, Yorushika, Tuki dan Eve yang populer dengan karya mereka misalnya Opening Jujutsu Kaisen berjudul 廻廻奇譚 (kaikaikitan), yang telah ditayangkan lebih dari 424 juta kali di kanal youtube Eve. Mereka adalah contoh musisi yang tampil dengan suara, bukan rupa. Kerap kali mereka tampil dengan pertunjukan siluet atau pencahayaan yang minim. Agaknya hal ini sengaja mereka lakukan untuk menjaga kerahasiaan identitas agar penikmat hanya berfokus pada karya mereka yaitu musik.
Pilihan ini dikira menolak logika mainstream dimana penampilan dijadikan sebagai nilai jual utama. Musisi-musisi Jepang ini justru mau mewujudkan suatu ruang mendalam bagi penikmat musik untuk menyelami akan makna yang terkandung dalam lagu baik itu lirik ataupun aransemen, tanpa adanya distraksi akan visual.
Pilihan ini dikira menolak logika mainstream dimana penampilan dijadikan sebagai nilai jual utama. Musisi-musisi Jepang ini justru mau mewujudkan suatu ruang mendalam bagi penikmat musik untuk menyelami akan makna yang terkandung dalam lagu baik itu lirik ataupun aransemen, tanpa adanya distraksi akan visual.
Beban Ketokohan dan Buaya Privasi
Keputusan menyembunyikan visual bukanlah tanpa alasan, dalam konteks kebudayaan Jepang. Jepang terkenal akan privasi seseorang dijunjung secara baik dan dihormati sehingga ada batasan ruang publik. Terlebih budaya idol di Jepang terkenal akan totalitas yang diberikan kepada para penikmat ataupun fans, seperti penampilan, lifestyle, dan perilaku harus dijaga dengan ketat.
Keputusan menyembunyikan visual bukanlah tanpa alasan, dalam konteks kebudayaan Jepang. Jepang terkenal akan privasi seseorang dijunjung secara baik dan dihormati sehingga ada batasan ruang publik. Terlebih budaya idol di Jepang terkenal akan totalitas yang diberikan kepada para penikmat ataupun fans, seperti penampilan, lifestyle, dan perilaku harus dijaga dengan ketat.
Tekanan akan totalitas dan harus tampil sempurna tersebut diredam dengan cara menyembunyikan identitas dan wajah sehingga mereka tidak perlu terbebani akan ekspektasi fans yang kerap kali berlebihan.
Anonimitas atau pertunjukan siluet ini menjadi hal menarik karena
membuat kehadiran mereka lebih menonjol. Adanya rasa penasaran fans terhadap
sosok di balik suara indah nan memukau itu. Aura eksklusif seolah tercipta
secara alami sehingga dapat menikmati dengan damai. Penyajian visual dalam
Musik Video mereka juga digarap dengan sangat artistik dan memiki makna
mendalam, animasi bahkan gaya sinematik menciptakan kekhasan tersendiri –
seolah membangun musik tidak memerlukan wajah.
Beberapa penggemar justru
sangat mengapresiasi keunikan yang disajikan. Koneksi yang tercipta dinilai
lebih “alami/murni” yaitu dengan musik karya sang idola, tanpa adanya bias
berkaitan dengan wajah maupun lifestyle pribadi.
Perkembangan trend media
sosial seolah tidak ada habisnya, bermunculan seiring dengan pergantian waktu.
Semua serba terbuka, sehingga tidak adanya privasi pribadi. Sikap
menyembunyikan wajah dan identitas dapat dilihat sebagai salah satu bentuk dari
perlawanan diam. Jalur kesunyian yang dipilih justru membawa sinar yang lebih
terang.
Melalui karya-karya, para musisi Jepang tersebut seolah berkata :
”Dengarkan kami, bukan lihat kami”. Barangkali dengan jalan karir yang mereka
tempuh membuat mereka berhasil menggapai banyak hati para penggemar. Dalam
kegelapan panggung, suara mereka menjadi cahaya.
Kontributor: Febrian Diva Karna (MAP 6-Lelang)
Menarik mas, kalau tulisan medcen gini semua pasti rame deh
ReplyDelete