#KenaliPilihanmu : Nyalakan Karya melalui Naluri



Lukman Nulhakim – Ardiansyah Dwi Prasetyo mantap memasuki kontestasi politik kampus melalui tagline “Nyalakan Karya”. Ditemui di sela rangkaian kegiatan Pemira, Lukman menuturkan berbagai hal yang melatarbelakangi keinginannya untuk terjun kembali dalam dunia politik kampus. Mahasiswa semester 7 D-IV Alih Program ini mengaku keinginannya mendaftar berawal dari keresahan terhadap kondisi kampus saat ini. “Sebenarnya dari awal gak punya keinginan untuk maju karena sudah bekerja dan merasa berada dalam zona yang nyaman. Namun karena (adanya) dorongan dari teman-teman akhirnya tergerak kembali untuk mencalonkan,” akunya.

Berawal dari Keresahan
Berdasarkan pengalamannya di BEM KM STAN mulai dari staf PPSDM pada tahun 2013 – 2014, Wakil Presma tahun 2014-2015 hingga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Presma pada tahun 2015 serta dari hasil diskusi bersama rekan-rekan mengenai isu di kampus, Lukman menemukan banyak hal yang bisa diperbaiki dan ditingkatkan lagi, diantaranya mengenai jati diri mahasiswa keuangan negara, budaya mahasiswa yang mulai menghilang, pelaksanaan open recruitment, pengembangan SDM yang terstruktur, hingga isu transparansi penempatan. Selain itu, sebagai mahasiswa Alih Program, Lukman ingin tetap berkontribusi semaksimal mungkin bagi kampus dan menjadi contoh serta teladan bagi mahasiswa reguler.

Lain halnya dengan Lukman, Ardi yang sebelumnya telah bergabung di Kementerian Relasi Publik dan Politik BEM KM PKN STAN 2019 mengungkapkan alasannya memutuskan menjadi partner Lukman ialah karena adanya kesatuan visi dan misi. “Kesatuan pandangan ini tidak diperoleh begitu saja. Berawal dari diskusi dan brainstorming yang intensif akhirnya memutuskan untuk berjuang bersama,” ungkap mahasiswa D-III Akuntansi ini. Ardi menilai, kinerja BEM tahun ini sudah luar biasa, namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan diantaranya dari segi efektivitas dan efisiensi acara kampus. Pemuda asal Lamongan ini juga menambahkan untuk berfokus pada landasan berpikir, bukan hanya menambah panjang daftar acara dan kegiatan di kampus.

Merangkai Solusi melalui Visi dan Misi

Untuk mengatasi keresahan tersebut, Lukman dan Ardi melalui tagline NALURI : Narasi Lukman & Ardi, menghadirkan visi dan misi selama satu tahun masa kepemimpinan BEM ke depan. Dengan mengemban visi menjadikan BEM KM PKN STAN sebagai poros pergerakan dan pengembangan kemahasiswaan untuk menciptakan mahasiswa keuangan negara yang berdaya, Lukman ingin berfokus untuk membangun jati diri mahasiswa keuangan negara. Menurut pemuda kelahiran Bandung ini, mahasiswa PKN STAN saat ini belum dikenal sebagai mahasiswa yang berfokus pada studi mengenai pengelolaan keuangan negara. Ardi juga menambahkan bahwa ke depannya setiap acara dan kegiatan di PKN STAN akan berorientasi untuk menunjukkan jati diri mahasiswa keuangan negara.  “Jika UGM identik dengan kampus rakyat, IPB sebagai kampus pertanian, maka sesuai dengan namanya, PKN STAN seharusnya identik dengan fungsinya sebagai garda terdepan dalam mengelola keuangan negara,” ungkapnya.  Ardi mencontohkan dalam salah satu diskusi yang diadakan BEM, masih ada mahasiswa yang belum paham mengenai isu terkini di bidang perpajakan maupun keuangan negara. 



Fokus pembangunan jati diri ini diwujudkan dalam pengembangan SDM yang kompeten dan beriringan dengan tujuan lembaga. Lukman dan Ardi memiliki misi untuk mengoptimalkan pengelolaan pengembangan kompetensi, minat dan bakat mahasiswa diantaranya melalui program Forum Pendidikan dan Pelatihan Mahasiswa (Forum Dialektika). Sesuai dengan namanya, program ini bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang berkompeten bukan hanya di kampus namun hingga memasuki dunia kerja. Sebagai seorang pegawai, Lukman menyadari betapa pentingnya kompetensi atau keahlian yang dimiliki ketika kerja. Lukman menjelaskan akan membuat kurikulum pelatihan dan pengembangan kompetensi sesuai dengan standar DIKTI dengan output berupa sertifikat untuk standarisasi keahlian sehingga memudahkan dalam proses rekruitmen kepanitiaan contohnya. Hal ini sejalan dengan salah satu semangatnya yaitu untuk mewujudkan open recruitment kepanitiaan yang berkeadilan.

Simpul Kolaborasi
                Dengan adanya jati diri yang dimiliki mahasiswa PKN STAN maka setiap kegiatan dan acara nantinya akan membawa semangat yang sama. Ketika ditanya mengenai koordinasi acara dengan elemen kampus (elkam) lainnya, Lukman & Ardi hadir dengan membawa konsep yang bertajuk “Simbol Kolaborasi”. Selain mencerminkan jati diri, setiap kegiatan kemahasiswaan di kampus akan dikolaborasikan melalui koordinasi acara yang bertujuan untuk mengurangi redudansi atau pengulangan acara dengan esensi yang sama. Lukman mencontohkan, daripada membuat dua acara kompetisi minat dan bakat, akan lebih efektif jika dana untuk acara tersebut digunakan untuk membiayai pelatihan dan pengembangan minat dan bakat  di elkam terkait. “Setiap acara memiliki prestige masing-masing dan itu yang sedang kami akan rancang lagi ke depannya. Jadi tujuan utamanya itu untuk efektivitas dan efisiensi acara, yang dinilai menggunakan costs and benefits analysis, tambahnya.

Analisis biaya dan manfaat yang dimaksud adalah dengan membandingkan setiap output, outcome dan impact setiap acara lalu dikategorikan berdasarkan kesamaan dan akan dipilih acara yang memiliki manfaat terbesar. Acara yang dimaksud bukan hanya acara yang diselenggarakan BEM, melainkan seluruh acara yang berada di bawah koordinasinya. Harapan ke depannya, setiap kegiatan kemahasiswaan akan berjalan sesuai dengan tujuan atau grand design yang akan dibangun bersama-sama dengan koordinasi dengan lembaga dan seluruh mahasiswa PKN STAN.

Kontributor : Fauzan Hayyu, Deni A.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.