Selasa (03/12/2019),
telah dilaksanakan Debat Publik melanjutkan Mimbar Bebas Jurusan Akuntansi pada
pukul 19.00 sampai 21.30 WIB di Plasma. Acara yang terdiri dari tiga sesi tanya
jawab ini merupakan fasilitas yang diberikan Panitia Pemilihan Raya (PPR)
kepada para pasangan calon (paslon) untuk memperkenalkan keunggulan maupun keunikan yang
dimiliki masing-masing paslon. Dengan paslon nomor urut satu yaitu
Bernardus Marcello Agieus – Dimasaka Nur Permono dan nomor urut 2 yaitu M. Reza
Aulia – M. Ariq Rafief.
Sesi pertama yang merupakan sesi tanya jawab antara paslon dan panelis,
menghadirkan Bapak Andy P. Firmansyah, Ketua Prodi D III Akuntansi dan Rifal
Ardiansyah Utomo, Ketua Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAS) periode
2018/2019 sebagai panelis. Pelaksanaan sesi pertama secara teknis yaitu para
paslon diberikan dua buah pertanyaan oleh masing-masing panelis, kemudian
dipersilakan untuk menjawab dalam waktu 90 detik dan panelis akan menanggapi
jawaban tersebut. Pertanyaan pertama diajukan
oleh Pak Andy, menanyakan motivasi masing-masing paslon saat mengajukan
diri sebagai ketua dan wakil ketua himpunan.
Menjawab pertanyaan
tersebut keduanya sama-sama menyatakan bahwa motivasi mereka berangkat dari
keresahan mengenai peran HIMAS yang seharusnya bisa dioptimalkan lagi. Menurut
Marcell dari paslon nomor urut satu, masih ada kebutuhan mahasiswa yang
diabaikan oleh HIMAS. Berfokus pada akademis, mental health, dan kebanggaan
menjadi ‘akunisti’, merupakan pondasi Marimas (Marcell – Dimas) dalam
merancang program kerja ke depannya. Di sisi lain, paslon nomor urut dua yang sama-sama merupakan pengurus
HIMAS periode 2018/2019, belum merasa cukup atas pencapaiannya sebagai
pengurus, menurut mereka seharusnya peran HIMAS masih dapat dimaksimalkan.
Melalui program DEKAT (Dengar, Kaji, dan
Aktualisasi) sebagai upaya HIMAS
untuk mendengar segala aspirasi
mahasiswa jurusan Akuntansi.
Selanjutnya, seperti yang diketahui bahwa Jurusan Akuntansi
memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di PKN STAN dengan mata kuliah yang dinilai
cukup menantang bagi para mahasiwanya serta tingkat mahasiwa drop out yang lebih tinggi dibanding
jurusan lain, rupanya menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi mahasiswa
Akuntansi. Yang mana kekhawatiran berlebihan dapat menganggu kesehatan mental,
sehingga isu mengenai mental health
menjadi concern utama bagi pihak
kampus. Terkait isu mental health,
para paslon ditanya bagaimana mengatasi isu tersebut.
Marcell dari paslon
nomor urut 1 menjawab permasalahan tersebut dengan pemaparan salah satu program
unggulan mereka yaitu Sudut Curhat yang akan mewadahi
Akunisti agar dapat berkonsultasi mengenai keresahan yang dialami kepada psikolog dan psikiater profesional. Sebab, Marcell merasa belum ada aksi nyata
untuk mengatasi permasalahan tentang mental
health ini. Dengan adanya Sudut Curhat, Akunisti dapat berkomunikasi langsung sehingga harapannya
mahasiswa Akuntansi lebih berani dan percaya diri untuk menyelesaikan
masalahnya di dunia nyata, bukan di dunia maya saja.
Namun, paslon nomor
urut 2 menentang pernyataan Marcell mengenai tidak
adanya aksi nyata yang dilakukan lembaga, “Bukan karena tidak ada psikolog, tapi ketika mereka
datang ke psikolog justru tekanan
yang dialami semakin banyak. Karena
stigma masyarakat ketika seseorang
datang ke psikolog, dia akan dianggap sebagai orang yang mengalami gangguan
jiwa.” Sehingga untuk mengatasi hal tersebut paslon
nomor urut dua memberikan solusi melalui program Ruang Bercerita, yang akan
dibungkus dalam media elektronik seperti Podcast
maupun akun Instagram.
Ruang Bercerita akan memberikan motivasi
atau cerita
yang disesuaikan dengan melihat tren millenial. Sebab menurut Reza, dalam mengatasi
permasalahan mental tidak harus dengan mengundang psikolog atau tenaga
profesional melainkan dengan menyediakan ruang untuk bercerita bagi orang-orang
yang mengalami pemasalahan mental. Terlepas dari perbedaan program yang ada, kedua paslon mengaku tidak dapat menjamin 100% bahwa
program-program tersebut dapat mengurangi tingkat drop out di
jurusan Akuntansi, hanya dapat memfasilitasi dan memotivasi saja.
Sesi pertama selesai, Debat Publik kemudian
dilanjutkan ke sesi kedua. Pada sesi kedua, masing-masing paslon saling mengajukan pertanyaan
terkait visi, misi, serta program kerja yang akan dicanangkan ketika paslon
yang bersangkutan terpilih menjadi ketua dan wakil ketua HIMAS periode
selanjutnya.
Pertanyaan pertama
dilemparkan oleh Marcell ke paslon nomor urut dua, Marcell meminta penjelasan
dari salah satu misi Reza – Ariq yaitu menjadikan HIMAS sebagai garda terdepan
dalam penjaminan mutu akademik seluruh mahasiswa Akuntansi. “Padahal Akademik
sudah dikelola dan ditetapkan oleh pihak lembaga, lalu bagaimana
pertanggungjawaban penjaminan mutu akademiknya?” tanya Marcell. Kemudian Reza
menjawab maksud sebagai garda terdepan ialah bahwa HIMAS menjadi garda terdepan
untuk mahasiswa Akuntansi bertanya serta menerima keresahan-keresahan mengenai
akademik Akunisti. Melalui Traning For
Trainer, program ini ditujukan untuk melatih para Akunisti yang mempunyai
kelebihan pemahaman ilmu dibanding Akunisti lainnya namun belum memiliki
kemampuan menyampaikan ilmunya. Sehingga dengan adanya program ini, Reza – Ariq
berharap Jurusan Akuntansi mempunyai lebih banyak sumber daya Tentor demi
perbaikan akademik ke depannya. Selanjutnya, penjaminan mutu akademik disini
maksudnya adalah menjamin bahwa program kerja yang mereka canangkan tersebut
dapat membuat mahasiswa Akuntansi merasa aman dengan nilai akademiknya sesuai
kapasitas masing-masing mahasiswa.
Pertanyaan
selanjutnya disampaikan oleh Reza mengenai pembagian softfile Suplemen (re: buku rangkuman materi Jurusan Akuntansi)
secara gratis. Pembagian softfile ini
dikhawatirkan akan mempengaruhi penjualan hardfile
Suplemen, yang mana penjualan tersebut merupakan salah satu pendapatan bagi
HIMAS. Reza juga bertanya apakah nantinya stakeholder penyusun Suplemen akan
berpatokan dengan suplemen tahun sebelumnya. Marcell – Dimas menjawab bahwa
softfile Suplemen yang akan dibagikan secara gratis adalah Suplemen tahun
sebelumnya, sehingga dapat digunakan mahasiswa Akuntansi yang ingin belajar
lebih dulu. Marcell merasa pembagian softfile ini tidak akan mempengaruhi
penjualan hardfile Suplemen sebab Akunisti sekarang lebih memilih Suplemen HIMAS sebagai sumber
belajar yang praktis.
Terkait penyusunan Suplemen, akan disusun berpatokan dengan Suplemen tahun
sebelumnya dan disesuaikan berdasarkan RPS tiap tahunnya. Hal ini selain bertujuan di bidang peningkatan
akademis, juga dalam upaya pemaksimalan anggaran HIMAS untuk memenuhi
kesejahteraan mahasiswa Akuntansi, bukan untuk mengadakan acara besar sebagai
akibat dari gengsi dengan jurusan lain.
Kemudian, terdapat pertanyaan dari paslon nomor urut satu yang
mengkritisi haruskah HIMAS membatasi kepanitiaan yang diikuti anggotanya,
mengingat fakta di lapangannya, bahwa beberapa program terbengkalai karena fokus kerja anggota HIMAS terbagi antara tanggung
jawabnya di HIMAS dan tanggung jawabnya dalam kepanitiaan yang diikuti. Paslon nomor urut dua
ini menjawab dengan mantap bahwa mereka tidak akan membatasi anggota mereka
karena mengikuti suatu kegiatan adalah hak pribadi. Dalam visi Reza – Ariq yang berpijak pada
profesionalitas, mereka akan berusaha meningkatkan kesadaran para anggotanya
atas tanggung jawab mereka di HIMAS.
Beranjak ke sesi
terakhir, di mana audiens dapat mengajukan pertanyaan kepada para paslon. Kedua
paslon ditanya apakah berani untuk menghapuskan program HIMAS yang memiliki
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta outcome yang sama dengan program di
Badan Kelengkapan Keluarga Mahasiswa (BK KM) PKN STAN lainnya. Marcell menjawab
dengan yakin akan memaksimalkan program-program HIMAS untuk kepentingan
mahasiswa Akuntansi, terlepas apakah program tersebut merupakan program tradisi
Akuntansi. Paslon nomor urut satu akan menghapuskan program yang dinilai memiliki tupoksi
maupun outcome yang sama dengan BK KM PKN STAN lainnya. Dimas tidak ingin
adanya pemborosan anggaran HIMAS. Selaras dengan paslon nomor urut satu, Reza –
Ariq melalui program DEKAT yang mereka canangkan akan lebih mendengarkan suara
mahasiswa Akuntansi terkait program-program kerja HIMAS yang dilaksanakan,
apakah benar-benar diperlukan atau tidak.
Mengakhiri rangkaian
acara, debat publik ditutup dengan closing
statement dari
masing-masing paslon. “Di
sini kami ingin bilang bahwa kami tidak pandai merangkai sebuah kata atau
memberikan janji manis kepada kalian karena dalam proker kita bukan hanya
sebuah ide namun direalisasikan menjadi suatu kegiatan nantinya. Selain itu
saya mengajak kalian untuk terus peduli kepada sesama sehingga saling mengikat
Akuntasi sebagai HIMAS yang satu dan dapat menghasilkan output yaitu bangga
terhadap Akuntansi. Lalu, pastinya masih banyak
pertanyaan-pertanyaan dari kalian, maka dari itu mari sama-sama berdiskusi.
Demikian, kami Marcell dan Dimas dari #MonggoMarimas mohon doa restu dan
dukungannya untuk memilih kami di tanggal 11 Desember nanti.” tutup paslon nomor
urut satu.
“Yang saya ingin
tekankan adalah kami sejauh ini hanya bisa menawarkan ide, ketika kalian
menanyakan realisasinya, tanyakan itu kepada diri kalian sendiri apakah ingin
berubah dan apakah ingin jurusan agar lebih baik lagi. Karena sejatinya,
eksistensi pemuda adalah punya pergerakan. Silahkan melakukan pergerakan di
zona nyaman masing-masing baik aktivis kampus maupun pejuang terhadap
akademiknya sendiri. Setiap orang punya jalan untuk berkontribusi. Terlepas
dari siapapun yang terpilih nantinya, kami akan terus berusaha sebaik mungkin
untuk jurusan Akuntansi, kami akan terus berkontribusi dan berdedikasi penuh
untuk jurusan Akuntansi. Kami ingin menekankan lagi bahwa banyak ide yang
muncul malam ini, remember the idea not
the man, karena setiap harapan punya cerita. Untuk kamu, aku, dan kita.
#DuaBercerita.” tambah paslon nomor dua.
Kontributor :
Agustina Anggie, Mutia Atikah, Gilar Angga Yudatama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar