Mimbar Bebas HIMAS : #MonggoMarimas dan #DuaBercerita




Setelah Jurusan Pajak, giliran Jurusan Akuntansi untuk unjuk diri dalam rangkaian acara Debat Publik dan Mimbar Bebas Pemilihan Umum Raya (Pemira) 2019 pada Selasa (03/11/2019). Dari dua pasangan calon (paslon), nomor urut 1 yaitu Bernardus Marcello Agieus – Dimasaka Nur Permono dan nomor urut 2 yaitu M. Reza Aulia – M. Ariq Rafief, nantinya akan dipilih satu paslon untuk menjadi Ketua Himpunan (Kahim) dan Wakil Ketua Himpunan (Wakahim) Mahasiswa Akuntansi periode kepengurusan 2019/2020. Rangkaian acara Debat Publik dan Mimbar Bebas Jurusan Akuntansi ini dimulai dengan penyampaian visi, misi serta program kerja unggulan masing-masing paslon pada Mimbar Bebas yang dilaksanakan pukul 15.00 WIB di Bendungan PKN STAN.

“Menghadirkan HIMAS sebagai inisiator terdepan dalam mewujudkan mahasiswa Akuntansi sebagai kesatuan yang konstruktif serta peduli sesama secara representatif dan aspiratif.” ungkap Marcell, calon Kahim dari paslon nomor urut 1, saat menyebutkan visinya. Melalui #MonggoMarimas, Marcell – Dimas menekankan poin penting dalam misi-misinya untuk mencapai visi tersebut yaitu dengan mengatasi kebutuhan dan keresahan yang dihadapi mahasiswa Akuntansi terutama dalam hal-hal mengenai akademis, kepedulian terhadap mental health, dan kebanggaan diri sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi itu sendiri. Selanjutnya, visi dan misi itu dituangkan dalam enam program kerja unggulan mereka di antaranya Lingkar Hati Akuntansi, Bangga Akuntansi Kita, Internship HIMAS, Kumpul untuk Akuntansi, Sudut Curhat, dan UKA Kita.

Di samping itu, paslon nomor urut 2, Reza – Ariq hadir untuk mendengarkan cerita Jurusan Akuntansi melalui #DuaBercerita. Dalam visinya, mereka berfokus pada nilai-nilai kekeluargaan, profesionalitas, bersinergi, dan berbudaya. Mereka juga ingin agar mahasiswa Akuntansi dapat merasakan langsung peran dari kepengurusan Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAS). “Saya dan Ariq sama-sama pengurus HIMAS. Dengan puluhan program di periode ini dan banyaknya budget yang dikeluarkan, kalian semua anggota Akuntansi bilang gak ada pengaruhnya. Dari keresahan ini lah kami datang.” ungkap Reza, calon Kahim dari paslon nomor urut 2. Untuk menjalankan misi-misinya, paslon #DuaBercerita ini menjabarkan empat program unggulannya, salah satunya yaitu program Publikasi Umum, Rutin dan Evaluasi (PURE).

Selanjutnya pada sesi tanya jawab, kedua paslon dihadapkan dengan sebuah pertanyaan tricky dari salah satu mahasiswa Akuntansi yang hadir, yaitu memilih antara anggota berkomitmen dan anggota berkompeten.

Menjawab pertanyaan tersebut, Reza tidak secara gamblang memilih antara komitmen dan kompeten sebab menurutnya meskipun komitmen itu penting, dalam menilai komitmen seseorang akan berlandaskan pada subjektivitas. “Saya yakin bahwa orang yang berkomitmen adalah orang yang bersungguh-sungguh dan ketika orang tersebut sudah menunjukkan komitmennya, dia akan mampu memperbaiki dirinya sendiri, mampu mengejar kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan. Tetapi perlu diingat lagi saat menerima orang-orang yang bekerja dengan kita, hal yang bisa dilihat secara kasat mata adalah bagaimana track record dan pengalaman dia di kampus serta bagaimana kompetensi yang dimiliki.”

Berbeda dari Reza, Marcell yakin memilih anggota berkomitmen daripada anggota berkompeten dengan keadaan-keadaan tertentu. “Kompetensi adalah hal yang bisa kita kembangkan, kita pupuk dari bawah sedangkan komitmen berasal dari hati dan pikiran. Saya merasa komitmen adalah hal yang sangat penting, dari komitmen kita bisa berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi, kita bisa berkomitmen untuk membantu, kita bisa berkomitmen untuk membawa kebaikan untuk berubah. Orang berkomitmen belum tentu berkompetensi begitu pun sebaliknya. Apabila disuruh memilih antara komitmen 100% kompetensi 0% dan komitmen 0% kompetensi 100%, saya lebih memilih komitmen 100% kompetensi 0% karena untuk apa orang punya ide dan pengetahuan banyak tapi dia tidak mengeluarkan itu. Sama saja input untuk kita nol sedangkan orang yang berkomitmen 100%, orang tersebut akan terus berkembang, belajar lebih lagi untuk apa yang dia targetkan.”

Kemudian pertanyaan selanjutnya yaitu, “Jika kalian sudah terpilih nanti, apakah kalian bisa untuk tidak disetir dan tetap fokus pada visi dan misi kalian?”

Dimas, calon Wakahim paslon nomor urut 1, menjawab “Aku dan Marcell berangkat dari background yang berbeda, berangkat dari hal yang berbeda. Kami tidak memiliki kesamaan apapun secara organisasi maupun kepanitiaan dan dengan hal yang berbeda tersebut, kami akan berusaha untuk tidak menerima apapun dari siapapun, baik dari kepentingan tertinggi maupun kepentingan kepengurusan sebelumnya. Kami akan berusaha menghadirkan apa yang kami bawa sesuai visi dan misi kami.”

Sebaliknya, paslon nomor urut 2 yang mana keduanya merupakan pengurus HIMAS saat ini memilih untuk mengutamakan idealisme sebagai seorang pemuda. “Ketika kamu sudah kehilangan idealisme-mu maka gak layak disebut sebagai pemuda. Aku berkomitmen pada diriku sendiri sebagai seorang pemuda akan sesuai dengan idealisme yang aku miliki. Tetapi idealisme bukan berarti aku gak mendengarkan kata-kata orang. Idealisme bukan berarti kepala batu, namun mampu menyaring semuanya dan mampu berpikir dengan jernih,” Jelas Reza.

Mimbar Bebas sore itu diakhiri dengan closing statement dari kedua paslon. Marimas (Marcell – Dimas) kembali menekankan komitmennya pada tiga poin yang telah disebutkan di atas yaitu akademik, mental health, dan kebanggaan sebagai Akunisti. Kemudian, Reza – Ariq meyampaikan keinginannya untuk mengeratkan dan meningkatkan profesionalitas anggota HIMAS agar memiliki hubungan internal yang baik berasaskan kekeluargaan sebab menurut mereka suatu jurusan akan terlihat baik diimplementasikan dengan himpunan jurusannya.


Kontributor : Agustina Anggie

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.