Debat Publik Paslon Presma Wapresma : Menanggapi Isu-Isu Kampus dan Nasional


Jumat (06/12/2019), Debat Publik calon Presma dan Wapresma Pemira 2019 telah dilaksanakan. Debat Publik ini bertujuan mendekatkan dan mengenalkan lebih lanjut pasangan calon (paslon) dengan mahasiswa PKN STAN. Berangkat dari keresahan-keresahan terkait isu nasional, regional, dan masyarakat sekitar kampus, Lukman Nulhakim dan Ardianyah Dwi Prasetyo hadir sebagai paslon tunggal Presma dan Wapresma 2019.

Setelah pemaparan visi dan misi oleh paslon, acara dilanjutkan ke sesi tanya jawab. Pada sesi pertama, Panitia Pemilihan Raya menghadirkan Darius, ketua BLM, dan Yudhi Hari Wibowo, Presma periode 2018/2019 sebagai panelis. Dalam sesi tanya jawab dengan panelis ini, Lukman – Ardi mengungkapkan apabila terpilih mereka akan memperbanyak interaksi agar mahasiswa PKN STAN mengenal siapa Presma dan Wapresma. Salah satunya dengan langsung masuk ke kelas-kelas, selain untuk mengenalkan, juga menampung suara mahasiswa sebanyak mungkin melalui Forum Kolaborasi dan Advokasi (FRAKSI).

Selanjutnya, untuk menjalankan fungsi BEM yaitu eksekutif, koordinasi, dan penyikapan politik luar negeri, strategi lapangan yang akan Lukman – Ardi lakukan adalah dengan melaksanakan program kerja sesuai misi kelima mereka, yakni kegiatan yang efisien dan efektif, manajemen risiko, serta cost benefit analysis. Berkenaan dengan politik luar negeri, strategi yang dilakukan ialah pengawalan isu secara sistematis dari hulu ke hilir, misalnya dengan menyelenggarakan kajian dan diskusi terbuka mengenai isu-isu yang terjadi di nasional maupun kampus.

Kemudian, mengenai penolakan oleh lembaga terkait usulan suatu kegiatan yang bisa saja terjadi, paslon menyikapinya dengan membuat alternatif kegiatan yang mampu mencapai tujuan yang sama. Mereka berpendapat program yang dilakukan oleh BEM tentu tidak lepas dari campur tangan lembaga sehingga keduanya seharusnya berjalan beriringan.

Lukman – Ardi juga berniat untuk memperbaiki sistem yang mewujudkan pengembangan SDM terstruktur dan sistematis, yaitu melalui Forum Dialetika yang terdiri dari 4 tingkatan antara lain tingkat dasar (diperuntukkan bagi mahasiswa baru dan mahasiswa yang ingin mengembangkan diri melalui kepanitiaan), tingkat menengah (mengembangkan ketua bidang dan koordinator pelaksana dalam pengelolaan organisasi, menganalisis kelemahan organisasi, dan solusinya), tingkat lanjutan (melatih kemampuan merumuskan dan mewujudkan kebijakan strategis bagi calon presma dan wapresma, ketua himpunan, dan sebagainya), serta tingkat khusus (untuk mempersiapkan diri terhadap dunia kerja).

Pada kesempatan ini, panelis menyinggung perihal defisit anggaran BEM KM PKN STAN. Menurut paslon, agar pengelolaan anggaran lebih efisien perlu dilakukan penggabungan kegiatan yang bertujuan sama, misalnya Fesbudnus dan Bulan Bahasa. Selain itu, mereka berpendapat BEM perlu menambah sumber pendapatan anggaran. Dalam konteks ini, keberadaan UKM berbasis kewirausahaan, seperti Koperasi Mahasiswa (KOPMA) pada masa lalu, dinilai mampu membantu keuangan BEM karena dapat meringankan beban pengeluaran BEM.

Untuk membentuk UKM berbasis kewirausahaan seperti itu, langkah yang akan dilakukan paslon adalah dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait, yaitu pengurus KOPMA di masa lalu, serta melakukan analisis cost dan benefit. Edukasi tentang kewirausahaan juga perlu dilakukan untuk mendorong jiwa-jiwa wirausaha mahasiswa. Selain itu, panelis juga menanyakan pendapat paslon mengenai kegiatan dana usaha (danus) dan menurut paslon, danus merupakan hal yang positif dan perlu didorong agar lebih kreatif.

Sebagai tolok ukur atas kinerja, paslon mengevaluasi indikator keberhasilan yang telah mereka susun pada awal periode. Output yang ingin dicapai yaitu mengadakan koordinasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan minimal sekali dalam triwulan, melakukan analisis cost and benefit, dan evaluasi di akhir periode.

Kemudian, pada sesi tanya jawab antara paslon dengan audiens, salah satu pertanyaan yang muncul yaitu mengenai kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi mahasiswa PKN STAN. Menanggapi hal tersebut, Ardi mengatakan salah satu contoh konkretnya yaitu dengan menyelenggarakan festival keuangan negara yang terbuka bagi pihak internal maupun eksternal, seperti mengadakan diskusi dengan mengundang pejabat Kementerian Keuangan dan aliansi BEM seluruh Indonesia untuk membicarakan isu keuangan.

Pada akhir acara, paslon presma dan wapresma menuturkan closing statement mereka. “Panjang umur perjuangan karena nafas juang kami dilandasi ketulusan dan keikhlasan dalam melakukannya. Kami datang untuk memberikan narasi dan aksi, bukan hanya mencari ambisi saja. Kami percaya bahwa setiap unsur di kampus ini akan memberikan cahaya-cahaya sendiri dalam memberikan kebaikan dalam memberikan manfaat untuk kampus ini. Tuangkanlah kecerdasan dan kepintaran dalam kebijakan berpikir.” tutur Lukman.

“Setiap kebaikan harus tetap kita perjuangkan. Suatu kebaikan tidak bisa datang begitu saja. Ibarat pohon kelapa, kelapa tidak bisa jatuh dengan sendirinya, kecuali kita panjat. Kebenaran tidak akan pernah mati, tidak akan pernah hilang, kebenaran ada dalam hati. Panjang umur perjuangan.” tutup Ardi.


Kontributor : Dhimas, Dwi, Khusna, Naufal, Nina

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.