menu melayang

Senin, 09 Desember 2019

Mimbar Bebas Himamankeu : Mulai Dari Red Athlete, Struktur Organisasi, hingga Apel Jurusan


Kamis (05/11/2019), Jurusan Manajemen Keuangan tampil sebagai penutup rangkaian Debat Publik dan Mimbar Bebas bagian Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dalam Pemilihan Umum Raya (Pemira) 2019. Dimulai pada pukul 16.00 WIB, kedua pasangan calon (paslon) memaparkan visi, misi serta program kerja. Paslon nomor urut satu, Aan Tri Fachtiar dan Diftania Fika Maulidya melalui #AdaHarapan, mereka ingin mewujudkan Himpunan Mahasiswa Manajemen Keuangan (Himamankeu) yang kontributif, progresif dan iklusif dalam peningkatan kompetensi dan kepedulian mahasiswa Manajemen Keuangan. Sedangkan, Hadid Riswandha Maulana dan Andika Adi Parwa Valino Widodo dari paslon nomor urut dua hendak menjadi ruang bagi mahasiswa untuk berprestasi, aktif dan kontributif dalam semangat kekeluargaan Himamankeu lewat #SemestaHadir.

Memasuki sesi tanya jawab, kedua paslon ditanya mengenai apa langkah konkret yang akan dilakukan untuk mengembangkan potensi Red Athlete ke depannya, mengingat sudah banyak kejuaraan-kejuaraan yang pernah dimenangkan oleh Red Athlete. Terlebih, kondisi pelaksanaan Mankeu Synergy Competition (MSC) cenderung sepi dan kinerja bidang Seni dan Olahraga (Sora) Himamankeu dirasa belum menghasilkan kepuasan. Kedua paslon juga ditanyai perihal bagaimana cara mereka untuk meningkatkan awareness mahasiswa Manajemen Keuangan.

Menjawab pertanyaan tersebut, Aan berkomitmen untuk dapat membawa hubungan yang baik antara himpunan dengan mahasiswa Manajemen Keuangan sehingga memberikan dampak besar, baik bagi Himamankeu maupun Red Athlete. Selain itu dengan hubungan yang baik tersebut, Aan berharap kepedulian mahasiswa Manajemen Keuangan kepada jurusannya dapat meningkat.

Lalu, Aan – Difta juga berencana untuk membuat struktur bagan yang jelas, di mana terdapat penanggung jawab di setiap cabang olahraga serta adanya pengawasan pada eksekusinya. Namun, paslon nomor urut satu itu menambahkan, “Dengan adanya struktur tersebut, tanpa adanya latihan rutin juga percuma. Nah, kami akan melakukan latihan-latihan rutin sebagai sarana untuk merekatkan antara atlet, dan juga HIMA kepada atlet.

Kemudian alat kami untuk me-monitoring perkembangan atlet. Kemudian menyinggung sedikit mengenai MSC, ada masalah juga dalam perencanaannya. Mungkin bisa dilihat juga kalau dilaksanakan setelah UTS, yang notabene mahasiswa sedang berliburan dan sebagainya, mungkin akan lebih baik lagi jika perencanaanya jauh lebih dipersiapkan kembali.” tambah Difta mengakhiri mereka.

Sedangkan paslon nomor urut dua lebih menekankan kepada sense of belonging mahasiswa Manajemen Keuangan, sehingga mahasiswa bisa menunjukkan partisipasi aktifnya dalam kegiatan keolahragaan. Selain itu, menurut mereka perlu dilakukan penetapan tanggal yang pas untuk MSC. Kemudian, untuk mengembangkan potensi Red Athlete sendiri, Hadid – Andika berencana untuk merestrukturisasi tanggung jawab di setiap cabang olahraga, sehingga nantinya tiap cabang olahraga memiliki penanggung jawab masing-masing, latihan rutin, dan bonding seperti makan bersama ataupun doa bersama antara Himamankeu dengan Red Athlete.

Menanggapi jawaban kedua paslon, Trisangga dari Prodi Manajemen Aset menyayangkan jawaban tersebut yang cenderung menyalahkan timeline dan menurutnya, perencanaan pembuatan bagan-bagan restrukturisasi mengandung muatan politis. Ia mengharapkan jawaban tentang bagaimana cara aktualisasi dari kedua paslon sebab apabila membahas mengenai timeline, ada hal-hal yang tidak dapat dihindari seperti mundurnya kalender akademik.

Di samping itu, mahasiswa Manajemen Aset itu juga menyampaikan pertanyaannya mengenai Apel Rutin Jurusan Manajemen Keuangan, “Dari saya sendiri, saya cukup mendapat perhatian tentang apel ini. Dari teman-teman saya, kadang menanyakan kenapa kita apel, bahkan ada yang menanyakan, apakah kita jurusan manajemen keuangan dan cukai. Saya hanya ingin tahu bagaimana pemikiran kalian, pengetahuan kalian tentang keresahan ini, bagaimana, sejauh apa yang kalian lakukan tentang hal itu?” Selain Apel Rutin, Triangga juga menanyakan permasalahan terkait PRISMA yang menurutnya tidak menghasilkan output.

Pasangan Hadid – Andika menegaskan bahwa seharusnya pengurus Himamankeu mengajak, merangkul, dan memberikan stimulus kepada mahasiswa untuk mengikuti kegiatan Jurusan Manajemen Keuangan, serta memberikan penjelasan mengenai tujuan dari kegiatan tersebut. Sedangkan perihal Prisma, mereka pun mengakui belum pernah melihat adanya pergerakan yang berarti. Oleh karena itu, paslon nomor urut dua itu akan membuat struktur prisma yang lebih baik lagi, dan ingin membuat acara-acara menjadi lebih sederhana serta menargetkan apa yang akan dilakukan dari PRISMA itu sendiri. Lalu, mengenai apel rutin jurusan, menurut mereka tujuan dari apel jurusan sebenarnya cukup bagus.

“Output yang jelas dari apel.” jawab paslon nomor urut satu. Aan – Difta berencana untuk menyampaikan evaluasi apel kepada jurusan terkait pelaksanaan apel, yang mana mereka menyarankan apel rutin jurusan dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Sedangkan untuk PRISMA, menurut Aan – Difta pelaksaan kegiatan-kegiatannya selama ini kurang monitoring, sehingga mereka berniat untuk mengadakan kumpul rutin yang juga sebagai media monitoring serta mengadakan program PKM.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai estafet kepemimpinan, bagaimana kedua paslon akan membawa struktur organisasi Himamankeu. Untuk pertanyaan tersebut, jawaban kedua paslon kurang lebih sama, yaitu akan memisahkan menjadi sepuluh Kementerian. Namun, Aan – Difta lebih menekankan kepada kinerja Sora, khususnya dari segi pembinaannya sebab kekurangan staff management. Sedangkan Hadid – Andika merasa bahwa perlu adanya pemisah antara peran keuangan dan kepatuhan internal yang saat ini sama-sama bernaung di dalam Kementerian Sekretaris Jendral. Pertanyaan terakhir berasal dari Ita, mahasiswa prodi manajemen aset yang menanyakan kontribusi yang akan dilakukan kedua paslon setelah Pemira usai apabila tidak terpilih. Dengan membawa komitmen bagi jurusan, kedua paslon menyatakan akan tetap berkontribusi dalam jurusan.

Terakhir, Mimbar Bebas ditutup oleh closing statement dari kedua paslon. Aan – Difta menekankan bahwa baik mahasiswa maupun Himamankeu adalah satu dalam jurusan Manajemen Keuangan. “Untuk mewujudkan visi, dibutuhkan aksi dari teman-teman manajemen keuangan semuanya.” tutup paslon nomor urut satu itu. Kemudian, Hadid – Andika menyatakan keinginannya untuk memajukan jurusan Manajemen Keuangan yang menurut mereka hanya mampu dilakukan bersama-sama. Mereka mengajak seluruh mahasiswa Manajemen Keuangan untuk turut aktif dalam Pemira tahun ini, supaya harapan-harapan mahasiswa, khususnya jurusan Manajemen Keuangan ke depannya mampu terwujud.


Kontributor: Safira Rahmi, Syahdilana

Related Post

Back to Top

Cari Artikel